![]() |
Yara Eid |
Dalam beberapa bulan terakhir,
jurnalis asal Palestina yaitu Yara
Eid telah kehilangan anggota keluarga, teman, rekan dan rumah masa kecilnya
akibat bom Israel yang tidak ada hentinya di jalur Gaza.
Dalam sebuah wawancara, Yara Eid
mengatakan dia telah melewati empat agresi di Gaza, melihat orang - orang
terbunuh di depan matanya sendiri. Agresi dan genosida tersebut adalah sesuatu
yang tidak pernah dibayangkan oleh dia.
Yara Eid yang berusia 23 tahun
dibesarkan di kamp pengungsi Bureij yang terletak di Gaza Tengah.
Seluruh lingkungannya sudah
menjadi sasaran bom Israel sejak 7 Oktober dan dia tidak tahu apakah rumahnya
masih berdiri atau sudah rata dengan tanah.
Ibu dari Yara Eid adalah pegawai
PBB dan telah kehilangan banyak rekannya. Yara Eid mengaku belum bisa berbicara
dengan ibunya, terkadang teleponnya berfungsi dan terkadang tidak.
Yara mengaku telah kehilangan 60
anggota keluarganya. Tidak hanya itu, dia juga kehilangan rumah, sahabat, serta
bos dan mentornya.
Dia telah menghabiskan sebagian
dari tujuh tahun terakhirnya dalam terapi yaitu overcome post-traumatic stress
disorder atau yang dikenal dengan PTSD (gangguan stress pasca-trauma) akibat
perang Israel di Gaza pada 2014.
Yara mengatakan bahwa media Barat
telah lama tidak memanusiakan warga Palestina dan memperlakukan hidup mereka
sebagai "lebih dari sekedar angka". Dia juga menjelaskan bahwa Gaza
adalah tempat yang kecil meskipun dihuni oleh dua juta penduduk, Gaza terasa
seperti sebuah komunitas yang erat.
Diterbitkan di Okezone pada Rabu, 06 Desember 2023
Posting Komentar