Kembali Seperti Semula

Pemerintah menetapkan Hari Raya Lebaran jatuh pada tanggal 21 dan 22 April 2023. Beberapa minggu sebelum ditetapkannya, masyarakat sudah mulai memenuhi pasar tradisional dan pasar swalayan untuk membeli beberapa kebutuhan. Harga pokok dan harga – harga lainnya melonjak drastis karena hari raya.

Selain pasar tradisional dan pasar swalayan, toko – toko baju juga sudah mulai dipenuhi oleh masyarakat. Dimulai dari membeli baju koko, mukena dan sajadah untuk pribadi maupun untuk diberikan ke sanak keluarga.

Tradisi – tradisi tersebut tidak pernah lepas disetiap hari raya tiba. Malam takbiran, masakan khas lebaran juga merupakan tradisi pada hari raya. Lebaran tahun ini, mulai kembali seperti semula, yang dimana sebelumnya masyarakat merayakan lebaran hanya dengan keluarga inti karena sedang pandemi COVID-19.

Jalanan dipadati masyarakat disaat malam takbiran. Mulai dari jalan komplek perumahan hingga jalan besar yang terletak di tengah Ibu Kota Jakarta. Salah satu tradisi yang dilakukan pada saat malam takbiran adalah pawai obor dan memukul bedug serta menyalakan petasan untuk meramaikan malam takbiran.

Malam takbiran sangat ramai dan sangat dirindukan oleh masyarakat. Pada hari lebaran tiba, masjid – masjid juga sudah mulai memperbolehkan untuk melaksanakan sholat ied. Mulai dari anak kecil, hingga orangtua memadati area masjid. Tradisi yang dulu pudar sekarang mulai kembali seperti semula.

Selain tradisi – tradisi, orang – orang perantau kembali ke kampung halaman. Hari Raya Lebaran selalu identik dengan pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan keluarga yang tidak lama bertemu. Biasanya hal tersebut dialami oleh perantau, lalu berbondong – bondong mendatangi tempat transportasi seperti terminal bus, stasiun kereta api hingga bandara penerbangan.

Kondisi Stasiun Pasa Senen Hari Raya Lebaran TIba

Salah satu tempat yang selalu dipadati oleh masyarakat ketika hari lebaran tiba adalah  Stasiun Pasar Senen yang terletak di Jakarta Pusat. Delapan hari sebelum hari lebaran, stasiun dipadati oleh masyarakat yang ingin melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman. Meskipun ramai, kondisi stasiun belum sampai bedesak – desakan. Fasilitas tempat duduk yang ada, cukup memadai. Selain itu, petugas keamanan terlihat aktif membantu penumpang yang hendak berangkat menggunakan kereta api. Terpantau ada 5 hingga 7 petugas disetiap pintu keberangkatan.

Salah satu pemudik yang bernama Zamzami, mengatakan hendak pulang ke kampung halamannya yang berada di Surabaya, Jawa Timur. Dia mengaku memilih kereta api karena harga tiketnya lebih ramah di kantong. “Mau pulang ke Surabaya. Saya sudah cek harga, kalau naik bus itu sekitar Rp 600.000, sedangkan naik kereta ekonomi hanya Rp 390.000,” ujar Zamzami saat diwawancarai.

Tradisi mudik dan lebaran juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Indonesia. Pada saat musim mudik tiba, permintaan akan barang dan jasa seperti tiket transportasi, penginapan, makanan dan minuman meningkat drastis. Hal ini memberikan peluang bisnis yang besar bagi para pelaku usaha di sekitar jalur mudik.

Tidak hanya itu, tradisi mudik dan lebaran juga memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata. Banyak wisatawan yang memanfaatkan momen mudik dan lebaran untuk berlibur bersama keluarga di tempat-tempat wisata yang populer di Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian lokal serta membantu mengembangkan pariwisata di daerah tersebut.

Namun, di sisi lain, tradisi mudik dan lebaran juga membawa dampak negatif bagi masyarakat Indonesia, terutama terkait dengan keamanan dan keselamatan selama perjalanan mudik. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi banyak kecelakaan lalu lintas saat musim mudik tiba, baik itu karena kelalaian pengemudi maupun kondisi jalan yang buruk.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan selama musim mudik tiba. Pemerintah harus meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan kendaraan, serta memperbaiki kondisi jalan dan infrastruktur transportasi lainnya. Sementara itu, masyarakat harus juga memahami pentingnya keselamatan selama perjalanan mudik dan tidak mengabaikan aturan lalu lintas yang berlaku.

Selain itu, tradisi mudik dan lebaran juga seringkali menimbulkan masalah terkait dengan kemacetan lalu lintas. Jalan-jalan di sepanjang jalur mudik seringkali menjadi macet dan menyebabkan penumpukan kendaraan yang panjang. Hal ini dapat memperlambat perjalanan dan menyebabkan kelelahan pada pengemudi dan penumpang.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menciptakan solusi yang lebih efektif, seperti pengaturan jalur khusus untuk kendaraan berat dan pengguna jalan lainnya, atau penerapan sistem transportasi massal yang lebih efisien selama musim mudik tiba.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama