![]() |
Pasar Beringharjo |
Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota
pelajar. Selain dikenal sebagai kota pelajar, Yogyakarta cukup popular dalam
sektor pariwisatanya. Mengunjungi kota Yogyakarta adalah salah satu pilihan
terbaik jika ingin mempelajari budaya Jawa yang mana masih dipertahankan.
Selain budaya, Yogyakarta juga menampilkan kekayaan alam dalam pengembangan
pariwisatanya mulai dari pegunungan hingga pantai, serta berbagai bentuk
bangunan – bangunan masa prasejarah yang dimiliki. Salah satu bentuk kearifan
lokal Yogyakarta itu sendiri adalah pasar tradisional.
Pasar tradisional adalah tempat
bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual –
pembeli secara langsung dan terjadi proses tawar – menawar. Salah satu pasar
tradisional yang terkenal di kota Yogyakarta adalah Pasar Tradisional
Beringharjo. Terletak di kota Yogyakarta, pasar beringharjo adalah pasar tertua
dengan nilai historis dan filosofinya yang tidak terlepas dengan Keraton
Yogyakarta. Pasar yang berada di Jalan Marga Mulya No.16, Ngupasan Gondoman
Kota Yogyakarta, yang dimana letaknya sangat strategis karena berada di tengah
kota Yogyakarta dan masih dalam kawasan wisata Malioboro.
Pada awalnya, Pasar Beringharjo bernama Pasar Geghe yang didirikan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I. Pergantian nama menjadi Pasar Beringharjo terjadi pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII. Nama Beringharjo diambil dari kata “bring” dan “harjo” nama tersebut juga berdasarkan lokasi pasar yang awalnya merupakan hutan Beringan. Kini jalan di selatan Pasar Beringhaijo dinamakan Jalan Pabringan, yang diambil dari kata beringan, untuk mengingatkan pada sejarah lokasi pasar. Sementara harjo berarti aman dan tenteram.
Pasar yang terletak diantara Jalan Malioboro dan Jalan Ahmad Yani ini dibangun untuk melengkapi pembangunan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 1758. Sesuai dengan pola tata Kasultanan Yogyakarta yang disebut dengan catur tunggal, Keraton dibangun sebagai pusat pemerintah dilengkapi dengan Alun-alun sebagai ruang publik, Masjid Gede Kauman sebagai tempat ibadah, dan Pasar Beringharjo sebagai pusat transaksi ekonomi. Pasar Beringharjo dibangun diatas bekas lahan hutan beringin yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan. Pembangunan Pasar Beringharjo yang modern mulai dilakukan pada 24 Maret 1925 oleh perusahaan beton dari Hindia Belanda. Interior Pasar Beringharjo merupakan perpaduan antara gaya khas Jawa dan kolonial.
Pasar Tradisional Beringharjo
mendapat julukan One Stop Shopping Centre, karena pasar ini menyediakan segala
macam kegiatan wisatawan. Masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan primer maupun
kebutuhan sekunder. Kelengkapan dan varian yang cukup banyak membuat Pasar
Tradisional Beringharjo memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan terutama
dalam menyediakan oleh-oleh khas Yogyakarta. Pembelian di Pasar Tradisional
Beringharjo juga dapat dilakukan secara grosir maupun eceran. Pasar Tradisional
Beringharjo terbagi menjadi 3 bagian yaitu Pasar Beringharjo Timur, Pasar
Beringharjo Tengah, dan Pasar Beringharjo Barat. Bagian-bagian pasar ini
memiliki spesifikasinya masing-masing. Dengan nilai sejarah dan filosofi yang
dimiliki, Pasar Tradisional Beringharjo menyimpan banyak sisi menarik yang
terus mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk
singgah dan berbelanja. Keberadaan pedagang dengan barang dagangan yang unik
dengan harga produk yang murah juga menambah nilai menarik dari pasar ini.
Selain itu, yang tidak kalah
pentingnya yaitu peran Pasar Tradisional Beringharjo sebagai obyek wisata
budaya yang selalu dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Keberadaan Pasar Tradisional Beringharjo sendiri mampu menjadi ikon yang banyak
menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta karena keunikannya. Hal
ini dapat dilihat dari arsitektur kolonial Belanda dengan sentuhan budaya jawa
yang sangat tradisional di bangunan Pasar Tradisional Beringharjo. Dari
keunikan tersebut dan populernya Pasar Tradisional Beringharjo dilakukan
identifikasi dengan konsep pariwisata 4A untuk mengetahui atraksi apa saja yang
bisa dilakukan selain wisata belanja, akses yang disediakan oleh Pasar
Tradisional Beringharjo, fasilitas penunjang pariwisata, dan juga lembaga yang
mengelola Pasar Tradisional Beringharjo.
Oleh : Maria Regina Leonikita Sekar Arum
Terbit 6 Juli 2023
Posting Komentar